Amsal 16: 32
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Bacaan setahun : Mazmur 144; Yohanes 4; 2 Samuel 15-16
Sampailah kita kepada buah Roh yang terakhir, yaitu Penguasaan Diri. Apa sih arti penguasaan diri? Di KBBI, arti penguasaan diri yang bisa kita temukan adalah yoga, konsentrasi, meditasi, pemusatan dan lainnya. Karena itulah kita tidak dapat mengerti arti penguasaan diri yang tepat. Menurut bahasa Yunani, penguasaan diri diartikan dengan ‘egkrateia’ yang artinya self control/ pengendalian diri atau temperance/ kesederhanaan.
Dalam Galatia 5, pengendalian diri terkait dengan perbuatan daging yang dilakukan oleh masyarakat di kota Galatia. Diantaranya percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Oleh karenanya, Rasul Paulus memberikan pesan kepada jemaat di Galatia agar mereka tidak hidup seperti masayarakat pada umumnya, yang hidup dalam kedagingan.
Sebagai orang percaya, kita juga harus memiliki penguasaan atau pengendalian diri. Contohnya pada saat seseorang berhenti di persimpangan jalan saat lampu merah. Atau ketika seseorang menahan amarah dan tidak membalas perbuatan buruk orang lain. Kita berusaha tenang dan tidak kehilangan damai sejahtera.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menguasai diri? Ya kita harus menyerahkan hidup agar dipimpin oleh Roh Kudus melalui hati yang terbuka kepada-Nya. Marilah mulai saat ini, kita kuasai diri dan menjadi tenang saat menghadapi masalah atau pergumulan, agar kita bisa berdoa serta menyelesaikannya dengan baik berkat tuntunan Roh Kudus.
Oleh Samuel Agus Santoso